Senin, 04 Agustus 2014

Dukungan Sosial Alan Vaux

Sejumlah peneliti telah mengungkapkan kebingungan dan tidak adanya kesepakatan bersama mengenai definisi dukungan sosial secara teoritis (Carvert & Gottlieb 1979; Thoits 1982; Turner 1981; Vaux et. al 1988).Penelitian secara umum telah diadakan tanpa adanya referensi yang eksplisit mengenai definisi dukungan sosial, meskipun demikian hal ini menarik bagi para peneliti tradisional. Kebingungan yang dialami tidak menjadi penghalang untuk mengadakan penelitian mengenai konsep dukungan sosial ini, akan tetapi kebingungan akan definisi tersebut telah menghalangi sintesis untuk menemukan dan mengembangkan penelitian yang lebih efisien.
Kebanyakan peneliti menggambarkan dukungan sosial sebagai suatu asumsi daripada suatu definisi teoritis. Thoits (1982) menyatakan seringkali mengajukan pertanyaan dengan memasukkan istilah untuk didefinisikan atau beberapa istilah pengganti yang tidak terdefinisikan. Menurut pernyataan Thoits tersebut misalnya, dengan telah digambarkan sebagai “the relative presence or absence of psychological support resources from significant others” (Kaplan et al. 1977, P. 50 dalam Vaux, 1988) dan “support accessible to an individual throught social ties to others individual, groups, and the larger community” (Lin et al. 1979, P.109 dalam Vaux 1988). Peneliti lain menyadari adanya daftar hubungan (list of relationship), fungsi-fungsi atau aktivitas-aktivitas dalam usaha untuk menggambarkan dukungan sosial (Caplan 1974; Cobb 1976; House 1980, dalam Vaux, 1988). Jumlah dari dukungan sosial, khususnya ketika dengan hati-hati disadari oleh penerima (misalnya House 1980, dalam Vaux, 1988), menyediakan suatu pondasi untuk definisi teoritis dan bisa sangat membantu dalam mengembangkan bagaimana cara mengukurnya, namun hal tersebut masih belum komplit. Kesulitan untuk mencoba menangkap seluruh ide yang kompleks dalam suatu pernyataan (definisi) seharusnya tidak diabaikan. Beberapa peneliti mencoba untuk mendefinisikan dukungan sosial, diantaranya :
  1. Thoits (1982, dalam Vaux, 1988), mendefinisikan dukungan sosial sebagai “The degree to which a person’s basic social needs are grafitied throught interaction with others” (P.147). “These needs were identified as including affection, esteem or approval, belonging, identity and security”. Kebutuhan individu tersebut dibagi dalam dua konsep yaitu bantuan sosioemosional (seperti afeksi, pengertian dan esteem) dan bantuan instrumental (seperti nasihat, informasi, uang dan asisten). Lebih jauh lagi system dukungan sosial didefinisikan sebagai “subset of persons in the individual’s social network upon whom he or she relies for socioemotional aid, instrumental aid, or both”.
  2. House (1981, dalam Vaux, 1988) berpendapat bahwa dukungan adalah pendekatan yang terbaik dalam istilah “who gives what, to whom, regarding to which problems?”. House mendefinisikan dukungan sosial sebagai “an interpersonal transaction involving one or more of the following: (1) emotional concern (liking, love, emphaty), (2) instrumental aid (goods and services), (3) information (about and environment), or (4) appraisal (information relevant to self-evaluation)”.
  3. Shumaker and Brownell (1984, dalam Vaux, 1988) mendefinisikan dukungan sosial sebagai “an exchange of resources between at least two individuals perceived by the provider or the recipient to be intended to enhance the well-being of the recipient”. Sumber dari dukungan sosial adalah behavioral assistance, umpan balik, informasi, keintiman dan lay referrals.
  4. Lin (1986a, dalam Vaux, 1988) mendefinisikan dukungan sosial sebagai “the perceived or actual instrumental and/or expressive provisions supplied by the community, social network, and confiding partners”.
  5. Caplan dan Killilea (1976, dalam Kaplan, 1993: 60) mendefinisikan dukungan sosial sebagai keikatan antara individu dan kelompok yang membantu memperbaiki kemampuan adaptasi individu dalam mengatasi tantangan, stress dan penderitaan.
  6. Turner, Frankel, dan Levin (1983, dalam Vaux, 1988) telah memilih hal yang sama dengan yang diungkapkan oleh Thoits (1982), mengacu pada pendekatan mereka yaitu konsepsi sosial kognitif psikologi. Mereka menganggap bahwa dukungan sosial dan sumber dukungan sosial harus dilihat secara berhubungan tetapi dengan konsep yang jelas. Bentuk tersebut dapat dijelaskan sebagai pengalaman personal daripada keadaan objektif atau suatu proses keadaan interaksional.
  7. Cobb (1976, dalam Sarafino, 1994) menyatakan dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, penghargaan dan bantuan yang dipersepsi oleh individu sehingga mereka merasa dicintai, diperhatikan, dihargai, dan bernilai serta menjadi bagian dari jaringan sosialnya yang dapat menyediakan kebutuhan, bantuan dan perlindungan pada saat diperlukan atau saat dalam bahaya.
Definisi dukungan sosial itu sendiri sangat bervariasi seperti yang telah di uraikan di atas. Maka definisi lain mengenai dukungan sosial yang dapat di jadikan definisi konseptual yaitu:
Activities deemed supportive might include comforting a distressed friend, encouraging someone facing a difficult task, listening while someone describes a problem he or she faces, accepting self-disclosure in a spirit of trust, lending money or materials, giving advice, making suggestions, sharing a task, and providing information.” (Alan Vaux, 1988)

Dukungan Sosial didefinisikan sebagai aktivitas mendukung atau menghibur seseorang yang sedih, mendorong seseorang menghadapi tugas yang sulit, mendengarkan masalah orang lain, pengungkapan penerimaan diri dalam sebuah semangat kepercayaan, meminjamkan uang atau materi, memberikan nasihat, membuat saran, berbagi tugas dan menyediakan informasi.
                                                
2.2.2 Bentuk Dukungan Sosial
Dalam mengutarakan bentuk dukungan sosial, para penulis awal menggambarkan berbagai aktivitas yang mendasari dukungan. Sebagai contoh, Caplan (1974) menuliskan tiga teori kategori luas dari aktivitas menolong untuk mengerahkan sumber daya dan mengatur masalah emosional, berbagi tugas dan menyediakan material dan bantuan kognitif untuk menolong menjadi sukses dengan sebuah situasi stress tertentu. Peneliti lain membedakan fungsi yang kekuatannya disediakan oleh dukungan. Sebagai contoh, Cobb (1976) membedakan informasi terkemuka dari kepercayaan atas yang diawasi, menghargai, dan melibatkan.Weiss (1974) membedakan enam perlengkapan relasi sosial, termasuk perlekatan, social interation, reassurance of worth, persekutuan yang dapat dipercaya, bimbingan, dan kesempatan untuk membantu. Cobb dan Weiss, untuk derajat yang lebih besar melihat fungsi tertentu yang dihubungkan pada tipe relasi tertentu.
Sejumlah peneliti lain membedakan cara dan fungsi dukungan sosial. Istilah dan pembedaan yang dibuat bervariasi. Seperti yang dikemukakan Pattinson (1977)  ialah instrumental dan afeksi Brim (1974) mengemukakan perhatian, bantuan, valued similarity, interaksi positif dan kepercayaan, House (1980) mengemukakan emosional, appraisal, informasi dan instrumental. Namun demikian, dengan kesabaran sebuah pola dapat diteladani. Terdapat tiga strategi yang bisa membantu mengenai bentuk dukungan sosial, yaitu :
1. Activities and Functions
            Dalam merencanakan tipe dari dukungan sosial, beberapa penulis telah menggaris bawahi aktivitas suportif, yang lainnya, fungsi dukungan, dan banyak yang tidak membuat perbedaan. Keduanya tidak memiliki perbedaan secara langsung, karena aktivitas dan fungsi saling terkait. Aktivitas suportif adalah apa yang orang lakukan dan termasuk susunan yang mengejutkan, terkadang sangat sulit dilakukan, perilaku sosial seperti mendengarkan, menyatakan perhatian, menunjukkan afeksi, berbagi sebuah tugas, memberi perhatian, meminjamkan uang, memberi masukan, membuat usul, dan mensosialisasikan.
Fungsi dari dukungan sosial berhubungan dengan aktivitas spesifik yang lebih sedikit dan lebih banyak konsekuensi dari (atau tujuan yang disediakan oleh) aktivitas dan hubungan yang berkelanjutan di mana aktivitas terjadi. Contohnya meliputi mencintai, termasuk keintiman dan integrasi membedakan secara berlainan (Berera and Aimlay 1983), House 1980; Mitchell and Trickett 1980). Para penulis mengusulkan bahwa sebuah consensus mungkin di antara empat hingga enam tipe dari dukungan. Sebagai contoh, di awal diskusi mengenai jaringan sosial, Mitchell dan trickett meninjau lima klasifikasi rencana dari teoritis awal dan pekerjaan empiris. Mereka mengusulkan bahwa jaringan sosial dan system dukungan memberikan empat fungsi umum yaitu:
·         dukungan emosional
·         bantuan yang berorientasi pada tugas, komunikasi mengenai harapan
·         evaluasi dan sebuah pandangan bersama tentang dunia
·         penilaian untuk membedakan informasi dan kontak sosial
Barrera dan Ainly menggambarkan kesimpulan yang dapat dibandingkan dengan pendapat Mitchell dan Trickett walaupun mereka lebih lanjut membagi lagi beberapa kategori. Terdapat enam kategori yang diusulkan, yaitu :
  • material aid (menyediakan material dan uang)
  • behavioral assistance (berbagi tugas)
  • interaksi akrab (aktivitas konseling nondirective tradisional)
  • bimbingan (menawarkan masukan, infornasi atau instruksi)
  • umpan balik (menyediakan umpan balik mengenai perilaku, pemikiran dan perasaan) dan
  • interaksi sosial yang positif (interaksi sosial untuk kesenangan) atau relaksasi
Kekuatan dari tipologi Barrera dan Ainlay, yang menekankan bahwa bertindak suportif juga merupakan sebuah pembatasan. Dari beberapa perspektif, konsekuensi kognitif-afektif dari aktivitas suportif dan relasi sedikitnya sama pentingnya dengan bertindak suportif, jika bukan arti penting utama.
2.2.3.Pengaruh Personal dan Konstektual dalam Proses Dukungan
Terdapat dua hal yang mempengaruhi proses dukungan sosial yaitu pengaruh personal yang berasal dari faktor personal, konstektual yang berasal dari faktor konteks sosial.
  1. Faktor personal terdiri dari :
    Personality
Individu dengan kepribadian tertentu akan lebih mudah mengembangkan suatu dukungan dibandingkan dengan kepribadian lain. Misalnya individu yang terbuka, hangat, senang bergaul, ramah, memiliki ketertarikan yang tinggi untuk berinteraksi dengan orang lain, biasanya akan lebih mudah untuk mengembangkan dukungan yang besar.
Social Assets and Skills
Berhasil tidaknya suatu dukungan dipengaruhi oleh keahlian dan sifat-sifat individu yang memberikan dukungan. Hal ini meliputi fisik yang menarik, kemampuan mengekspresikan dukungan, ketertarikan khusus, pengetahuan dan keahlian dalam mengungkapkan dukungan seperti kemampuan untuk berbicara, menciptakan kedekatan, pandangan yang baik, kemampuan untuk mendengarkan dan menyatakan empati.

Network Orientation and Help Seeking
Seringkali individu tidak berani mengungkapkan kebutuhannya dalam ketidakberdayaannya. Individu ini sebenarnya memiliki teman, namun ia berdiam diri seolah-olah tanpa teman. Kadang kala untuk memunculkan dukungan diperlukan keefektifan pencari dukungan kelompok sosial seringkali tidak mengetahui kebutuhan dukungan dari salah satu anggotanya.
Distress
Keadaan stress yang mengganggu ini menimbulkan pengaruh pada proses dukungan. Pengaruh yang timbul dapat positif atau negative. Distress dapat menjadi pemicu munculnya dukungan. Misalnya orang yang sakit memperoleh lebih banyak perhatian daripada orang lain.
  1. Faktor Konteks Sosial, terdiri dari :
Dasar dari terbentuk, berkembang dan terpeliharanya dukungan diletakkan mula-mula dari keluarga.Tietjen (1985) dalam Vaux (1988) mencatat bahwa keluarga dapat berpengaruh terhadap lingkungan anak melalui beberapa mekanisme, mencipatakan rasa aman bagi anak untuk membina relasi, sebagai modal interaksi yang membangun dan menciptakan kesempatan mengadakan interaksi sosial.

 Social Rules and Settings
Seting dan peran sosial yang dimainkan individu sehari-hari dapat secara dramatis mengembangkan kelompok dukungan perbedaan pekerjaan melibatkan berbagai variasi peran misalnya untuk berinteraksi sosial, bertemu teman baru atau mengembangkan persahabatan.
Housting Community
Tempat tinggal dan masyarakat atau habitat dimana individu tinggal berpengaruh bagi keberadaan interaksi sosial, sangat potensial bagi hubungan yang mendukung. Contohnya masyarakat pedesaan yang masih hidup satu sama lain akan lebih mengembangkan kelompok dukungan dibandingkan masyarakat kota yang individual.
2.2.4 Konstruk Dukungan Sosial
            Untuk menjelaskan konsep dukungan sosial (Alan Vaux, 1988) membagi dalam tiga konstruk, yaitu:
  1. Dukungan Sumber Daya Jaringan (Support Network Resources)
Yaitu orang yang secara rutin dapat memberi bantuan atau secara    spontan memberikan bantuan terhadap orang lain dalam mengelola tuntutan     dan mencapai tujuan. Pada konstruk dukungan sumber daya jaringan dapat       terlihat mengenai struktur, komposisi, dan kualitas hubungan dari jaringan atau sumber tersebut.
Struktur dapat diukur dari frekuensi interaksi individu dengan  sumber daya jaringan atau sumber yang akan mendukung. Komposisi terkait dengan sumber dukungan (orang/jaringan) yang dapat menyediakan 5 mode dukungan (emosional, financial, advice/guidance, sosialisasi, praktik) seperti keluarga, tetangga, rekan kerja, pembimbing anggota gereja dan beberapa anggota jaringan lain. Sedangkan  kualitas hubungan dapat diukur dari kedekatan individu dengan jaringannya, dalam hal ini kedekatan individu dengan sumber yang akan mendukung , kompleksitas hubungan individu dengan sumber yang akan mendukung, serta hubungan timbal balik antara individu dengan sumber yang akan mendukung . Jaringan atau orang yang menjadi sumber dukungan mempunyai sensitivitas, akses yang cepat dan kapasitas untuk mendukung.
2.   Perilaku Mendukung (Supportive Behavior)
                        Yaitu tindakan spesifik yang umumnya diakui oleh sebagian besar anggota  dari sebuah budaya dalam upaya untuk membantu seseorang, baik secara spontan maupun atas permintaan.
                        Pada konstruk ini akan diperlihatkan bagaimana lima mode perilaku mendukung diberikan oleh sumber yaitu emotional, sosialisasi, bantuan praktis, bantuan keuangan, dan nasehat/bimbingan. Hal tersebut dapat  terlihat dari bagaimana sumber menyediakan barang dan jasa, mengekspresikan kasih sayang, dan evaluasi.
                        Menyediakan barang dan jasa yaitu sumber memberikan dukungan berupa materi/keuangan, informasi,dan  jasa terhadap individu yang memerlukan bantuan.
                        Mengekspresikan kasih sayang yaitu sumber memberikan dukungan berupa dukungan emosional, rasa sayang, rasa penghargaan, dan kepercayaan, terhadap individu yang memerlukan bantuan.
                        Evaluasi yaitu sumber menilai usaha-usaha yang dilakukan individu            yang memerlukan bantuan, sehingga sumber dapat memberikan nasehat dan  saran.
3.  Penilaian Dukungan (Support Appraisals)
                        Yaitu penilaian evaluatif dari hubungan yang mendukung seseorang dan perilaku yang mendukung terhadap diri mereka. Individu menilai perilaku mendukung dari sumber, sehingga individu  merasakan kepuasan, merasa diperhatikan,merasa dihormati, merasa memiliki kasih sayang, dan merasa dipercaya.


2.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Dukungan Sosial
            Individu dengan dukungan sosial yang tinggi, pada umumnya memiliki karakteristik lebih atraktif, lebih sosial dan lebih optimis dalam menghadapi kehidupan. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa individu dengan dukungan sosial tinggi akan memperoleh keahlian dan lebih percaya diri dalam menghadapi situasi baru dan dapat menangani tantangan secara lebih efektif. Sebaliknya individu dengan dukungan sosial rendah terlihat kurang percaya diri dalam menghadapi situasi yang dihadapi serta cenderung kurang selektif dan pesimis dalam menghadapi kehidupan. (Sarason, 1983)
Sementara menurut Cobb (1976, dalam Sarafino 1994), individu dengan dukungan sosial yang tinggi akan merasa lebih diterima dan juga akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi jika dibandingkan dengan individu yang memperoleh dukungan sosial yang rendah. Hal ini berpengaruh pada tingkat ketahanan individu dalam mengahadapi stress dan tekanan. Dalam penelitian mengenai gangguan jiwa ditemukan bukti yang kuat bahwa dukungan sosial yang diterima juga pola hubungan yang terjalin berhubungan dengan kesehatan.
Meskipun banyak terdapat manfaat dari dukungan sosial, juga terdapat kekurangan-kekurangan dari dukungan sosial. Tidak semua orang bersedia terlibat dalam proses pemberian maupun penerimaan dukungan sosial. Beberapa orang yang terus-menerus memberikan perhatian suatu waktu juga dapat mengalami kejenuhan sehingga akhirnya berhenti memberikan perhatian.
Penelitian yang dilakukan oleh Brownell dan Shumaker pada tahun 1984 telah menemukan bahwa dukungan sosial dalam situasi tertentu dapat menyakiti penerima dukungan. Dukungan sosial kadang mengancam keberadaan orang yang menerima dukungan, terutama ketika bantuan yang diberikan menyatakan posisi atas-bawah dari pemberi dan penerima secara berulang-ulang. Demikian juga hubungan antara pemberi dan penerima dukungan menuntut si penerima dukungan untuk mengakui kekuarangannya.

Waktu pemberian dukungan sosial juga penting. Dukungan sosial yang diberikan pada waktu yang tidak tepat dapat berdampak negatif. Dukungan sosial tidak selamanya meguntungkan, terutama jika diberikan pada waktu yang tidak tepat atau diberikan tidak dengan pengenalan yang baik.

SUMBER :
Vaux, Alan. 1988. Social Suport, Theory, Research and Intervention. New York: A division of Greenwood Press, Inc. First Edition.
Sarafino, Edward P. 1990. Health Psychology: Biopychosocial Interaction. United States of America: John Wiley & Sons, Inc.
Sarason, Irwin. G. et al. 1996. Handbook of Social Support and The Family, edited by Gregory R. Pierce, Barbara R. Sarason, and Irwin G. Sarason. Plenum Press : New York