Perlman
& Peplau (1982) :
“Loneliness is unpleasant
experience that occurs when a person’s network social relation is deficient in
some important way, either quantitatively and qualitatively”.
Kesepian adalah
pengalaman yang tidak menyenangkan dimana terjadi kesenjangan antara hubungan
sosial yang terjadi dan yang diharapkan, sehingga menimbulkan kekurangan dalam hubungan social
(Perlman & Peplau, 1982).
UCLA Loneliness Scale terdiri dari 20 pertanyaan (Perlman & Peplau, 1982).
1.
How often do you feel that you are “in tune” with the
people around you?
2.
How often do you feel that you lack companionship?
3.
How often do you feel that there is no one you can turn
to?
4.
How often do you feel alone?
5.
How often do you feel part of a group of friends?
6.
How often do you feel that you have a lot in common with
the people around you?
7.
How often do you feel that you are no longer close to
anyone?
8.
How often do you feel that your interests and ideas are
not shared by those around you?
9.
How often do you feel outgoing ang friendly?
10.
How often do you feel close to people?
11.
How often do you feel left out?
12.
How often do you feel that your relationships with others
are not meaningful?
13.
How often do you feel that no one really knows you well?
14.
How often do you feel isolated from others?
15.
How often do you feel that you can find companionship
when you want it?
16.
How often do you feel that there are people who really
understand you?
17.
How often do you feel shy?
18.
How often do you feel that people are around you but not
with you?
19.
How often do you feel that there are people you can talk
to?
20.
How often do you feel that there are people you can turn
on?
kesepian dijelaskan
dalam tiga pendekatan, yaitu:
1.
Pendekatan Neeed For Intimacy
Pendekatan
ini menekankan pada kebutuhan manusia yang paling dasar untuk menjalin hubungan
yang intim (akrab) dengan
individu lain dan secara universal kebutuhan ini dimiliki oleh setiap individu
sejak masa kanak-kanak sepanjang rentang kehidupannya. Kesepian muncul karena
pemuasan kebutuhan untuk selalu berhubungan dengan individu lain tidak
terpenuhi, sehingga imdividu merasa kehilangan suatu bentuk hubungan social.
Dengan kata lain suatu hubungan harus dapat memuaskan kebutuhan social indivisu
yang paling dalam (Perlman & Peplau, 1982). Menurut pendekatan ini,
kesepian adalah akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan akan keakraban dengan
orang lain.
2.
Pendekatan Kognitif
Pendekatan
ini menganggap bahwa kognisi memiliki peranan yang sangat penting sebagai media
antara berkurangnya hubungan social dan munculnya pengalaman kesepian. Selain
itu, menurut pendekatan ini kesepian merupakan hasil dari persepsi dan evaluasi
individu terhadap hubungan social yang tidak memuaskan. Menurut sermat,
kesepian timbul akibat adanya perbedaan antar jenis hubungan yang dialami
individu pada saat itu dengan jenis hubungan yang diinginkan.
3.
Pendekatan Social Reinforcement
Pendekatan ini
menekankan bahwa kesepian disebabkan oleh kurangnya reinforcement dari hubungan social. Menurut pendekatan ini hubungan
social merupakan suatu penguat dari hal-hal yang dipelajari sebelumnya. Orang
yang mengalami kesepian merasakan adanya kekurangan dalam bentuk hubungan
social yang memuaskan atau bila dalam interaksi social itu kurang menyenangkan
maka seseorang akan merasa kesepian. Pendekatan ini lebih memandang hubungan
social sebagai salah satu bentuk hasil reinforcement.
Oleh karena itu, kesepian muncul sebagai respon atas berkurangnya (hilangnya)
bentuk-bentuk hubungan social yang memuaskan.
2.2.2 Jenis-Jenis
Kesepian
Beck dan Young (dalam Perlman Peplau 1982 dalam Ghia
Rhizgita), membedakan tiga
jenis kesepian berdasarkan waktu dan lamanya, yaitu :
1.
Kesepian
kronis (Chronic loneliness) adalah perasaan kesepian yang terjadi sepanjang
tahun, dimana individu tidak dapat mengembangkan hubungan sosial yang memuaskan
2.
Kesepian
situasional (Situasional loneliness) adalah perasaan kesepian yang timbul
setelah terjadinya suatu kerjadian penting dalam kehidupan, seperti misalnya
kematian pasangan, berakhirnya perkawinan, atau perpindahan dari suatu tempat
ketempat lain. setelah selang waktu ‘distress’ yang relatif singkat individu
dapat menerima perasaan kehilangan dan tidak lagi mengalami kesepian.
3.
Kesepian
sementara (Transient loneliness) adalah bentuk perasaan kesepian yang paling
umum dan paling singkat waktunya, mulai dari beberapa menit sampai beberapa jam
dan hampir setiap orang pernah mengalaminya. Ini adalah bentuk kesepian yang
sementara sifatnya. Contohnya rasa kesepian yang dirasakan bila seseorang
sedang benar-benar dalam keadaan sendiri dimana dapat langsung diatasi bila
kembali berada atau dikelilingi oleh orang lain.
2.2.3 Faktor
Penyebab Kesepian
Factor penyebab
kesepian dapat dilihat dari situasional, kebudayaan, sosiologis, dan
psikologis. Faktor-faktor ini tidak dapat berdiri sendiri karena factor
psikologis mungkin tidak menghasilkan kesepian tanpa adanya factor-faktor
budaya dan situasional (Perlman & Peplau, 1982 dalam Ghia Rhizgita).
Penyebab kesepian
diantaranya adalah kehilangan suatu hubungan, perasaan tidak diinginkan dan
berbeda dari orang lain, kondisi atau keadaan yang memaksa kita, hubungan
pertemanan yang miskin di masa kecil, sifat pemalu, ketidakmampuan
bersosialisasi, self esteem yang rendah, sulit membuka diri, dan terbatasnya
teman, nilai masyarakat yang dianut.
2.2.4
Faktor-faktor
yang Membedakan Tingkat Kesepian
Walaupun faktor-faktor penyebab kesepian yang terjadi
sepanjang rentang dalam perkembangan individu sangat penting, namun masih
banyak lagi penyebab kesepian lainnya yang
berbeda (de Jong-Gierveld, 1978 dalam Ghia Rizgita) :
1.
Perubahan
Kebutuhan dalam Hubungan Sosial
Pada satu waktu mungkin suatu hubungan sosial dapat
memuaskan atau dirasakan menyenangkan sehingga seseorang tidak merasa kesepian,
tapi pada suatu saat hubungan tersebut tidak menyenangkan atau tidak sesuai
harapan. Hal ini ialah karena perubahan kebutuhan dalam berhubungan, dimana
kesepian dihasilkan dari perubahan ide/pikiran tentang apa yang diinginkan
dalam suatu hubungan sosial. Menurut Peplau, perubahan bentuk hubungan sosial
yang diinginkan disebabkan oleh banyak hal, seperti misalnya perubahan mood,
usia dan keadaan (Peplau, Rusell, & Heim, 1979; Perlman & Peplau, 1981).
2.
Self esteem
Individu yang kesepian adalah individu yang cenderung
memiliki self esteem rendah (Mc
Whirter, 1997; Rubensein & Shaver, 1980). Hal ini karena ia merasa dirinya
tidak berguna dan tidak menyenangkan, sehingga ia tidak akan merasa nyaman
dalam lingkungan sosialnya. Keadaan ini akan memotivasi individu untuk
mengurangi kontak sosialnya, membuat ia semakin sulit untuk membangun suatu
hubungan sosial dan individu akan merasa kesepian.
3.
Tingkah
laku interpersonal
Individu yang kesepian ialah individu yang kurang
memiliki kemampuan/keterampilan sosial dalam berinteraksi dengan individu lain
(Solano & Koeser, 1989). Tingkah laku cenderung sulit untuk membangun suatu
hubungan sosial, karena ia selalu berfikir negatif pada orang lain, cenderung
pasif dalam interaksi sosialnya yaitu dengan jarang memberikan respon dan tidak
sensitif pada keadaan. Dimana individu mengalami kesulitan dalam berinteraksi
dengan lingkungan sosialnya, sehingga ia cenderung menolak individu lain dan
sebaliknya individu cenderung ditolak oleh lingkungan/individu lain.
4.
Causal Attribution
Individu cenderung merasakan kesepian lebih intens atau
berlangsung dalam waktu lama ketika kesepian itu disebabkan oleh karakteristik
individu tersebut (Michela et al., 1982; Peplau et al., 1979). Dimana
karakteristik merupakan sesuatu yang internal, stabil, dan sulit untuk di ubah
sehingga mencegah seseorang untuk bertemu dan berteman dengan individu lain.
2.2.5 Lamanya
Kesepian
Kadang-kadang
kesepian ditimbulkan oleh perubahan hidup yang menjauhkan kita dan teman dan
hubungan yang akrab. Kesepian situasional berlangsung ketika seseorang menglami
hubungan yang memuaskan sampai perubahan tertentu terjadi di dalam hidupnya.
Situasi yang biasanya menimbukan
kesepian adalah perpindahan ke kota yang baru, berangkat ke sekolah,
memulai pekerjaan yang baru, terpisah dari teman dan orang yang dicintai, ketika sedang berada di perjalanan atau
di rumah sakit, atau mengakhiri hubungan yang penting karena kematian,
perceraian, atau perpisahan.
Biasanya orang dapat memulihkan diri dari kesepian
situasional dan membangun kembali kehidupan social yang memuaskan, meskipun
dalam beberapa situasi lebih sulit dibandingkan situasi lainnya. Beberapa orang
menderita kesepian selama bertahun-tahun, yang sedikit banyak terlepas dari
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam hidupnya. Mereka mengalami kesepian
yang akut. Individu semacam ini mungkin menggambarkan dirinya sebagai “orang yang kesepian,” dan tidak sebagai
seorang yang sedang berada dalam periode kehidupan yang penuh kesepian.
mbak.. iki buku model piye.. blse sodok cepet ya..
BalasHapus