Selasa, 15 Januari 2013

ADDICTION


            Pada awalnya pengertian addiction hanya ditunjukan pada kasus penyalahgunaan obat-obatan (eg. Walker 1989), seperti definisi yang diungkapkan oleh American Psychiatric Association’s diagnostic and Statistic Manual of Mental disorders yang menjelaskan addiction sebagai  suatu ketergantungan secara fisik terhadap zat kimia yang mengakibatkan withdrawal symptoms jika zat tersebut tidak dikonsumsi.
            Definisi ini kemudian memunculkan suatu bentuk kontroversi mengenai konsepsi tersebut. Kemudian definisi mengenai addiction beralih dengan mengikut sertakan beberapa tingkah laku yang tidak mengandung  sesuatu hal yang memabukkan seperti halnya bermain video game (Keepers,1990), compulsive gambling (griffits, 1990), overeating (Lesuire & Bloome, 1993), dan Television-viewing (Winn, 1983) (http:// netaddiction.com/articles/symptom.htm). dan karena itu munculah definisi addiction sebagai aktifitas kompulsif yang tidak terkendali tanpa memperdulikan konsekuensi negatif yang merupakan akibatnya. Dikatakan pula bahwa pengertian addiction digunakan dalam berbagai konteks untuk menggambarkan obsesi, kompulsi, atau ketergantungan psikologis yang berlebihan, seperti : ketergantungan obat-obatan (seperti alkohol, ketergantungan nikotin), problem gambling, kejahatan, uang, kecanduan bekerja, makan yang berlebihan, kecanduan komputer, kecanduan video game kecanduan pornografi,kecanduan televisi, dan lain sebagainya (http://en.wikipedia.org/wiki/Addiction).
            Karena pengertian adiksi lebih dikenal dalam hal ketergantungan (dependent) pada suatu zat (substance) tertentu (Brown, 1991) berpendapat bahwa adiksi seperti fenomena dapat berlaku juga dalam kaitannya dengan hal yang tidak berhubungan dengan mengkonsumsi suatu zat tertentu, seperti kegiatan-kegiatan tertentu. Beliau juga berpendapat bahwa tingkah laku-tingkah laku tersebut dapat menjadi adiksi, dan terdapat bukti bahwa tingkah laku adiksi tertentu dapat menimbulkan perubahan dalam neurochemistry, terutama peningkatan dopamine, pada orang-orang yang addicted. Brown mendefinisikan addiction dalam clark yaitu sebagai berikut :
addiction is a sense of high interest in a case which gave rise to a desire to do so and accompanied by certain symptoms” . (Brown, 1993, in Clark,2006)
addiction adalah rasa ketertarikan yang tinggi terhadap suatu hal sehingga menimbulkan keinginan untuk terus menerus melakukan hal tersebut dan di iringi gejala-gejala tertentu. (Brown, 1993, dalam clark,2006). Menurut Brown tingkah laku kompulsif tersebut ditandai oleh simptom tolerance, euphoria, salience, conflict, withdrawal, relaps and reinstatement (Brown, 1993, dalam Clark,2006).

            Brown (1993,1997) menulis beberapa buah artikel yang mengungkapkan konsep “Hedonic management models of addiction”, model yang dapat diaplikasikan pada adiksi dengan hal yang tidak berhubungan dengan mengkonsumsi suatu zat tertentu. Brown mengungkapkan bahwa semua orang melakukan suatu aktivitas tertentu agar membuat diri mereka merasa lebih baik. Beberapa orang, baik melalui tahap perkembangannya, ataupun karena satu stimulus yang sangat kuat dan belajar untuk membuat mereka merasa baik disetiap waktu, dan kebanyakan akhirnya mengorbankan tujuan jangka panjang mereka. Dua contoh tingkah laku yang dapat menimbulkan adisksi adalah joging dan permainan komputer, keuntungan yang didapatkan adalah kesehatan tubuh dan pengetahuan teknis.

2.2.2. Simptom Addiction
            Simptom addiction dapat di identifikasi dengan kemunculan tingkah laku tertentu. Tingkah laku tersebut merupakan tindakan total individu, sedangkan proses psikologisnya meliputi aspek-aspek yang mencakup fungsi kognitif dan emosional seseorang.
            Brown sendiri mendefinisikan addiction sebagai rasa ketertarikan yang tinggi terhadap suatu hal sehingga menimbulkan keinginan untuk terus menerus melakukan hal tersebut dan di iringi gejala-gejala tertentu. (Brown, 1993, dalam Clark,2006). Gejala-gejala tersebut diantaranya :
1. Salience
            Komponen ini menunjukan dominasi aktivitas yang bersifat addiktif dalam kehidupan sehari-hari. Salience tebagi  kedalam dua bagian yaitu :
  1. Cognitive salience : dominasi aktivitas tersebut pada level pikiran
  2. Behaviour salience : dominasi aktivitas tersebut pada level tingkah laku
2. Euphoria
            Pada tingkatan euphoria seseorang merasakan dirinya mendapatkan kesenangan dalam aktivitas tersebut.
3. Conflict
            Pertentangan yang muncul antara orang yang addicted dengan orang-orang yang ada di sekitarnya (external conflict) dan juga dengan dirinya sendiri (internal conflict) tentang tingkat dari tingkah laku yang berlebihan. Pemilihan secara kontinyu atas kesenangan sesaat (short term pleasure) akan mengarahkan pada sikap acuh tak acuh terhadap konsekuensi yang merugikan dan kerusakan jangka panjang (long term damage) dimana akan meningkatkan kebutuhan nyata atas aktivitas tersebut sebagai copping strategy :
§  Interpersonal conflict (eksternal) : konflik yang terjadi dengan orang-orang yang ada disekitarnya
§  Intrapersonal conflict (internal) : konflik yang terjadi dalam dirinya sendiri
4. Tolerance
            Aktivitas tersebut mengalami peningkatan secara progresif selama rentan periode untuk mendapatkan efek kepuasan
5. Withdrawal
            Pada tingkatan withdrawal muncul perasaan tidak menyenangkan pada saat tidak melakuakan aktivitas tersebut.

6. Relapse and Reinstatement
            Kecenderungan untuk melakukan pengulangan terhadap pola-pola awal tingkah laku addictive atau bahkan menjadi lebih parah walaupun setelah bertahun-tahun hilang dan dikontrol. Hal ini menunjukan bahwa kecenderungan ketidak mampuan untuk berhenti secara utuh dari aktivitas tersebut.
Komponen-komponen inti yang bisa mengidentifikasikan tingkat addiction pada seseorang adalah salience, conflict, dan euphoria. Sebagai tambahannya adalah tolerance, withdrawal, relapse and reinstatement. Komponen-komponen ini merupakan komponen umum dalam sebuah addiction. Tolerance berkembang sebagai kebutuhan pada seseorang yang addicted untuk meningkatkan ketergantungannya pada tingkah laku bermain online game untuk mendapatkan pengalaman yang sama dibandingkan pada saat bagian awal addiction. Efek wihdrawal merupakan reaksi tidak menyenangakan pada saat menghentikan aktivitas adiktif. Sementara relapse and reinstatement merupakan pengembalian kepada keadaan semula dari addiction, walaupun setelah periode penahanan aktivitas (Brown 1993).

3 komentar:

  1. boleh minta daftar pustakanya tidak?? terimakasih :)

    BalasHapus
  2. ada, ini saya dapat dari skripsi nya teman, kebetulan saya lupa sekalian minta daftar pustakanya, saya cari cari tdk ada di komputer, mungkin terhapus atau akibat virus. cuma kalau kamu mau ini skripsi ada di UNJANI cimahi, di UNPAD jatinangor juga saya pernah baca2 ada orang yang pakai teori addiction. maaf ya

    BalasHapus