Sejumlah peneliti telah mengungkapkan kebingungan
dan tidak adanya kesepakatan bersama mengenai definisi dukungan sosial secara
teoritis (Carvert & Gottlieb 1979; Thoits 1982; Turner 1981; Vaux et. al
1988).Penelitian secara umum telah diadakan tanpa adanya referensi yang
eksplisit mengenai definisi dukungan sosial, meskipun demikian hal ini menarik
bagi para peneliti tradisional. Kebingungan yang dialami tidak menjadi
penghalang untuk mengadakan penelitian mengenai konsep dukungan sosial ini,
akan tetapi kebingungan akan definisi tersebut telah menghalangi sintesis untuk
menemukan dan mengembangkan penelitian yang lebih efisien.
Kebanyakan peneliti menggambarkan dukungan sosial
sebagai suatu asumsi daripada suatu definisi teoritis. Thoits (1982) menyatakan
seringkali mengajukan pertanyaan dengan memasukkan istilah untuk didefinisikan
atau beberapa istilah pengganti yang tidak terdefinisikan. Menurut pernyataan
Thoits tersebut misalnya, dengan telah digambarkan sebagai “the relative presence or absence of psychological support resources from
significant others” (Kaplan et al. 1977, P. 50 dalam Vaux, 1988) dan “support accessible to an individual
throught social ties to others individual, groups, and the larger community”
(Lin et al. 1979, P.109 dalam Vaux 1988). Peneliti lain menyadari adanya daftar
hubungan (list of relationship),
fungsi-fungsi atau aktivitas-aktivitas dalam usaha untuk menggambarkan dukungan
sosial (Caplan 1974; Cobb 1976; House 1980, dalam Vaux, 1988). Jumlah dari
dukungan sosial, khususnya ketika dengan hati-hati disadari oleh penerima
(misalnya House 1980, dalam Vaux, 1988), menyediakan suatu pondasi untuk
definisi teoritis dan bisa sangat membantu dalam mengembangkan bagaimana cara
mengukurnya, namun hal tersebut masih belum komplit. Kesulitan untuk mencoba
menangkap seluruh ide yang kompleks dalam suatu pernyataan (definisi)
seharusnya tidak diabaikan. Beberapa peneliti mencoba untuk mendefinisikan
dukungan sosial, diantaranya :
- Thoits (1982, dalam Vaux, 1988),
mendefinisikan dukungan sosial sebagai “The
degree to which a person’s basic social needs are grafitied throught
interaction with others” (P.147). “These
needs were identified as including affection, esteem or approval,
belonging, identity and security”. Kebutuhan individu tersebut dibagi
dalam dua konsep yaitu bantuan sosioemosional (seperti afeksi, pengertian
dan esteem) dan bantuan
instrumental (seperti nasihat, informasi, uang dan asisten). Lebih jauh
lagi system dukungan sosial didefinisikan sebagai “subset of persons in the individual’s social network upon whom he
or she relies for socioemotional aid, instrumental aid, or both”.
- House (1981, dalam Vaux, 1988) berpendapat
bahwa dukungan adalah pendekatan yang terbaik dalam istilah “who gives what, to whom, regarding to
which problems?”. House mendefinisikan dukungan sosial sebagai “an interpersonal transaction involving
one or more of the following: (1) emotional concern (liking, love,
emphaty), (2) instrumental aid (goods and services), (3) information
(about and environment), or (4) appraisal (information relevant to
self-evaluation)”.
- Shumaker and Brownell (1984, dalam Vaux,
1988) mendefinisikan dukungan sosial sebagai “an exchange of resources between at least two individuals
perceived by the provider or the recipient to be intended to enhance the
well-being of the recipient”. Sumber dari dukungan sosial adalah
behavioral assistance, umpan balik, informasi, keintiman dan lay referrals.
- Lin (1986a, dalam Vaux, 1988) mendefinisikan
dukungan sosial sebagai “the
perceived or actual instrumental and/or expressive provisions supplied by
the community, social network, and confiding partners”.
- Caplan dan Killilea (1976, dalam Kaplan,
1993: 60) mendefinisikan dukungan sosial sebagai keikatan antara individu
dan kelompok yang membantu memperbaiki kemampuan adaptasi individu dalam
mengatasi tantangan, stress dan penderitaan.
- Turner, Frankel, dan Levin (1983, dalam
Vaux, 1988) telah memilih hal yang sama dengan yang diungkapkan oleh
Thoits (1982), mengacu pada pendekatan mereka yaitu konsepsi sosial
kognitif psikologi. Mereka menganggap bahwa dukungan sosial dan sumber
dukungan sosial harus dilihat secara berhubungan tetapi dengan konsep yang
jelas. Bentuk tersebut dapat dijelaskan sebagai pengalaman personal
daripada keadaan objektif atau suatu proses keadaan interaksional.
- Cobb (1976, dalam Sarafino, 1994) menyatakan
dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, penghargaan dan bantuan yang
dipersepsi oleh individu sehingga mereka merasa dicintai, diperhatikan,
dihargai, dan bernilai serta menjadi bagian dari jaringan sosialnya yang
dapat menyediakan kebutuhan, bantuan dan perlindungan pada saat diperlukan
atau saat dalam bahaya.
Definisi dukungan sosial itu
sendiri sangat bervariasi seperti yang telah di uraikan di atas. Maka definisi lain mengenai
dukungan sosial yang dapat di jadikan definisi konseptual yaitu:
”Activities deemed supportive might include
comforting a distressed friend, encouraging someone facing a difficult task,
listening while someone describes a problem he or she faces, accepting
self-disclosure in a spirit of trust, lending money or materials, giving
advice, making suggestions, sharing a task, and providing information.” (Alan
Vaux, 1988)
Dukungan Sosial
didefinisikan sebagai aktivitas mendukung atau menghibur seseorang yang sedih,
mendorong seseorang menghadapi tugas yang sulit, mendengarkan masalah orang
lain, pengungkapan penerimaan diri dalam sebuah semangat kepercayaan,
meminjamkan uang atau materi, memberikan nasihat, membuat saran, berbagi tugas
dan menyediakan informasi.
2.2.2
Bentuk Dukungan Sosial
Dalam mengutarakan bentuk dukungan sosial, para
penulis awal menggambarkan berbagai aktivitas yang mendasari dukungan. Sebagai
contoh, Caplan (1974) menuliskan tiga teori kategori luas dari aktivitas
menolong untuk mengerahkan sumber daya dan mengatur masalah emosional, berbagi
tugas dan menyediakan material dan bantuan kognitif untuk menolong menjadi
sukses dengan sebuah situasi stress tertentu. Peneliti lain membedakan fungsi
yang kekuatannya disediakan oleh dukungan. Sebagai contoh, Cobb (1976) membedakan
informasi terkemuka dari kepercayaan atas yang diawasi, menghargai, dan
melibatkan.Weiss (1974) membedakan enam perlengkapan relasi sosial, termasuk
perlekatan, social interation, reassurance
of worth, persekutuan yang dapat dipercaya, bimbingan, dan kesempatan untuk
membantu. Cobb dan Weiss, untuk derajat yang lebih besar melihat fungsi
tertentu yang dihubungkan pada tipe relasi tertentu.
Sejumlah peneliti lain membedakan cara dan fungsi
dukungan sosial. Istilah dan pembedaan yang dibuat bervariasi. Seperti yang
dikemukakan Pattinson (1977) ialah
instrumental dan afeksi Brim (1974) mengemukakan perhatian, bantuan, valued similarity, interaksi positif dan
kepercayaan, House (1980) mengemukakan emosional, appraisal, informasi dan instrumental. Namun demikian, dengan
kesabaran sebuah pola dapat diteladani. Terdapat tiga strategi yang bisa
membantu mengenai bentuk dukungan sosial, yaitu :
1.
Activities and Functions
Dalam
merencanakan tipe dari dukungan sosial, beberapa penulis telah menggaris bawahi
aktivitas suportif, yang lainnya, fungsi dukungan, dan banyak yang tidak
membuat perbedaan. Keduanya tidak memiliki perbedaan secara langsung, karena
aktivitas dan fungsi saling terkait. Aktivitas suportif adalah apa yang orang
lakukan dan termasuk susunan yang mengejutkan, terkadang sangat sulit
dilakukan, perilaku sosial seperti mendengarkan, menyatakan perhatian,
menunjukkan afeksi, berbagi sebuah tugas, memberi perhatian, meminjamkan uang,
memberi masukan, membuat usul, dan mensosialisasikan.
Fungsi dari dukungan sosial berhubungan dengan
aktivitas spesifik yang lebih sedikit dan lebih banyak konsekuensi dari (atau
tujuan yang disediakan oleh) aktivitas dan hubungan yang berkelanjutan di mana
aktivitas terjadi. Contohnya meliputi mencintai, termasuk keintiman dan
integrasi membedakan secara berlainan (Berera and Aimlay 1983), House 1980;
Mitchell and Trickett 1980). Para penulis mengusulkan bahwa sebuah consensus
mungkin di antara empat hingga enam tipe dari dukungan. Sebagai contoh, di awal
diskusi mengenai jaringan sosial, Mitchell dan trickett meninjau lima
klasifikasi rencana dari teoritis awal dan pekerjaan empiris. Mereka
mengusulkan bahwa jaringan sosial dan system dukungan memberikan empat fungsi
umum yaitu:
·
dukungan
emosional
·
bantuan
yang berorientasi pada tugas, komunikasi mengenai harapan
·
evaluasi
dan sebuah pandangan bersama tentang dunia
·
penilaian
untuk membedakan informasi dan kontak sosial
Barrera dan Ainly menggambarkan kesimpulan yang
dapat dibandingkan dengan pendapat Mitchell dan Trickett walaupun mereka lebih
lanjut membagi lagi beberapa kategori. Terdapat enam kategori yang diusulkan,
yaitu :
- material aid
(menyediakan material dan uang)
- behavioral assistance (berbagi tugas)
- interaksi akrab (aktivitas konseling
nondirective tradisional)
- bimbingan (menawarkan masukan, infornasi
atau instruksi)
- umpan balik (menyediakan umpan balik
mengenai perilaku, pemikiran dan perasaan) dan
- interaksi sosial yang positif (interaksi
sosial untuk kesenangan) atau relaksasi
Kekuatan dari tipologi Barrera dan Ainlay, yang
menekankan bahwa bertindak suportif juga merupakan sebuah pembatasan. Dari
beberapa perspektif, konsekuensi kognitif-afektif dari aktivitas suportif dan
relasi sedikitnya sama pentingnya dengan bertindak suportif, jika bukan arti
penting utama.
2.2.3.Pengaruh
Personal dan Konstektual dalam Proses Dukungan
Terdapat dua hal yang mempengaruhi proses
dukungan sosial yaitu pengaruh personal yang berasal dari faktor personal,
konstektual yang berasal dari faktor konteks sosial.
- Faktor personal terdiri dari :
Personality
Individu dengan kepribadian tertentu akan lebih
mudah mengembangkan suatu dukungan dibandingkan dengan kepribadian lain.
Misalnya individu yang terbuka, hangat, senang bergaul, ramah, memiliki
ketertarikan yang tinggi untuk berinteraksi dengan orang lain, biasanya akan
lebih mudah untuk mengembangkan dukungan yang besar.
Social
Assets and Skills
Berhasil tidaknya suatu dukungan dipengaruhi oleh
keahlian dan sifat-sifat individu yang memberikan dukungan. Hal ini meliputi
fisik yang menarik, kemampuan mengekspresikan dukungan, ketertarikan khusus,
pengetahuan dan keahlian dalam mengungkapkan dukungan seperti kemampuan untuk
berbicara, menciptakan kedekatan, pandangan yang baik, kemampuan untuk
mendengarkan dan menyatakan empati.
Network
Orientation and Help Seeking
Seringkali individu tidak berani mengungkapkan
kebutuhannya dalam ketidakberdayaannya. Individu ini sebenarnya memiliki teman,
namun ia berdiam diri seolah-olah tanpa teman. Kadang kala untuk memunculkan
dukungan diperlukan keefektifan pencari dukungan kelompok sosial seringkali
tidak mengetahui kebutuhan dukungan dari salah satu anggotanya.
Distress
Keadaan stress yang mengganggu ini menimbulkan
pengaruh pada proses dukungan. Pengaruh yang timbul dapat positif atau negative.
Distress dapat menjadi pemicu munculnya dukungan. Misalnya orang yang sakit
memperoleh lebih banyak perhatian daripada orang lain.
- Faktor Konteks Sosial, terdiri dari :
Dasar dari terbentuk, berkembang dan
terpeliharanya dukungan diletakkan mula-mula dari keluarga.Tietjen (1985) dalam
Vaux (1988) mencatat bahwa keluarga dapat berpengaruh terhadap lingkungan anak
melalui beberapa mekanisme, mencipatakan rasa aman bagi anak untuk membina
relasi, sebagai modal interaksi yang membangun dan menciptakan kesempatan
mengadakan interaksi sosial.
Social Rules and Settings
Seting dan peran sosial yang dimainkan individu
sehari-hari dapat secara dramatis mengembangkan kelompok dukungan perbedaan
pekerjaan melibatkan berbagai variasi peran misalnya untuk berinteraksi sosial,
bertemu teman baru atau mengembangkan persahabatan.
Housting
Community
Tempat tinggal dan masyarakat atau habitat dimana
individu tinggal berpengaruh bagi keberadaan interaksi sosial, sangat potensial
bagi hubungan yang mendukung. Contohnya masyarakat pedesaan yang masih hidup
satu sama lain akan lebih mengembangkan kelompok dukungan dibandingkan
masyarakat kota yang individual.
2.2.4 Konstruk
Dukungan Sosial
Untuk
menjelaskan konsep dukungan sosial (Alan Vaux, 1988) membagi dalam tiga konstruk,
yaitu:
- Dukungan Sumber Daya Jaringan (Support Network Resources)
Yaitu orang
yang secara rutin dapat memberi bantuan atau secara spontan memberikan bantuan terhadap orang lain dalam mengelola
tuntutan dan mencapai tujuan. Pada konstruk
dukungan sumber daya jaringan dapat terlihat
mengenai struktur, komposisi, dan kualitas hubungan dari jaringan atau sumber tersebut.
Struktur dapat diukur
dari frekuensi interaksi individu dengan
sumber daya jaringan atau sumber yang akan mendukung. Komposisi terkait
dengan sumber dukungan (orang/jaringan) yang dapat menyediakan 5 mode dukungan
(emosional, financial, advice/guidance, sosialisasi, praktik) seperti keluarga,
tetangga, rekan kerja, pembimbing anggota gereja dan beberapa anggota jaringan
lain. Sedangkan kualitas hubungan dapat
diukur dari kedekatan individu dengan jaringannya, dalam hal ini kedekatan
individu dengan sumber yang akan mendukung , kompleksitas hubungan individu
dengan sumber yang akan mendukung, serta hubungan timbal balik antara individu
dengan sumber yang akan mendukung . Jaringan atau orang yang menjadi sumber
dukungan mempunyai sensitivitas, akses yang cepat dan kapasitas untuk
mendukung.
2.
Perilaku Mendukung (Supportive
Behavior)
Yaitu tindakan spesifik yang umumnya diakui
oleh sebagian besar anggota dari sebuah
budaya dalam upaya untuk membantu seseorang, baik secara spontan maupun atas
permintaan.
Pada konstruk ini akan diperlihatkan
bagaimana lima mode perilaku mendukung diberikan oleh sumber yaitu emotional,
sosialisasi, bantuan praktis, bantuan keuangan, dan nasehat/bimbingan. Hal
tersebut dapat terlihat dari bagaimana
sumber menyediakan barang dan jasa, mengekspresikan kasih sayang, dan evaluasi.
Menyediakan barang dan jasa yaitu sumber
memberikan dukungan berupa materi/keuangan, informasi,dan jasa terhadap individu yang memerlukan
bantuan.
Mengekspresikan kasih sayang yaitu sumber
memberikan dukungan berupa dukungan emosional, rasa sayang, rasa penghargaan, dan
kepercayaan, terhadap individu yang memerlukan bantuan.
Evaluasi
yaitu sumber menilai usaha-usaha yang dilakukan individu yang memerlukan bantuan, sehingga
sumber dapat memberikan nasehat dan
saran.
3.
Penilaian Dukungan (Support
Appraisals)
Yaitu penilaian evaluatif dari hubungan yang
mendukung seseorang dan perilaku yang mendukung terhadap diri mereka. Individu
menilai perilaku mendukung dari sumber, sehingga individu merasakan kepuasan, merasa
diperhatikan,merasa dihormati, merasa memiliki kasih sayang, dan merasa
dipercaya.
2.2.5
Kelebihan dan Kekurangan Dukungan Sosial
Individu
dengan dukungan sosial yang tinggi, pada umumnya memiliki karakteristik lebih
atraktif, lebih sosial dan lebih optimis dalam menghadapi kehidupan.
Selanjutnya dijelaskan pula bahwa individu dengan dukungan sosial tinggi akan memperoleh
keahlian dan lebih percaya diri dalam menghadapi situasi baru dan dapat
menangani tantangan secara lebih efektif. Sebaliknya individu dengan dukungan
sosial rendah terlihat kurang percaya diri dalam menghadapi situasi yang
dihadapi serta cenderung kurang selektif dan pesimis dalam menghadapi
kehidupan. (Sarason, 1983)
Sementara menurut Cobb (1976, dalam Sarafino
1994), individu dengan dukungan sosial yang tinggi akan merasa lebih diterima
dan juga akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi jika dibandingkan dengan
individu yang memperoleh dukungan sosial yang rendah. Hal ini berpengaruh pada
tingkat ketahanan individu dalam mengahadapi stress dan tekanan. Dalam
penelitian mengenai gangguan jiwa ditemukan bukti yang kuat bahwa dukungan
sosial yang diterima juga pola hubungan yang terjalin berhubungan dengan
kesehatan.
Meskipun banyak terdapat manfaat dari dukungan
sosial, juga terdapat kekurangan-kekurangan dari dukungan sosial. Tidak semua
orang bersedia terlibat dalam proses pemberian maupun penerimaan dukungan
sosial. Beberapa orang yang terus-menerus memberikan perhatian suatu waktu juga
dapat mengalami kejenuhan sehingga akhirnya berhenti memberikan perhatian.
Penelitian yang dilakukan oleh Brownell dan
Shumaker pada tahun 1984 telah menemukan bahwa dukungan sosial dalam situasi
tertentu dapat menyakiti penerima dukungan. Dukungan sosial kadang mengancam
keberadaan orang yang menerima dukungan, terutama ketika bantuan yang diberikan
menyatakan posisi atas-bawah dari pemberi dan penerima secara berulang-ulang. Demikian
juga hubungan antara pemberi dan penerima dukungan menuntut si penerima
dukungan untuk mengakui kekuarangannya.
Waktu pemberian dukungan sosial juga penting. Dukungan
sosial yang diberikan pada waktu yang tidak tepat dapat berdampak negatif. Dukungan
sosial tidak selamanya meguntungkan, terutama jika diberikan pada waktu yang
tidak tepat atau diberikan tidak dengan pengenalan yang baik.
SUMBER :
Vaux, Alan. 1988. Social Suport, Theory, Research
and Intervention. New York :
A division of Greenwood Press, Inc. First Edition.
Sarafino, Edward P. 1990. Health Psychology:
Biopychosocial Interaction. United
States of America : John Wiley & Sons,
Inc.
Sarason, Irwin. G. et al. 1996. Handbook of Social Support and The Family, edited by Gregory R.
Pierce, Barbara R. Sarason, and Irwin G. Sarason. Plenum Press : New York .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar