Keluarga
merupakan unit terkecil dari masyarakat. Dalam
keluarga terdapat individu-individu yang memiliki hubungan kerabat dan
latar belakang sosial, budaya, nilai & kepercayaan yang sama. Keluarga
merupakan tempat tumbuh kembang individu yang pertama baik fisik maupun psikis.
Keluarga diharapkan mampu memberikan dukungan yang baik pada tahap tumbuh
kembang individu Keluarga memiliki nilai dan budaya yang ditetapkan bersama dan
diselaraskan dengan norma dan budaya masyarakat setempat. Penempatan budaya
keluarga yang baik akan memberikan kondisi yang positif bagi diri individu.
Menurut Duvall,
keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya
yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,emosional dan social dari
tiap anggota.
Keluarga terdiri
dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika berpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan
masing-masing mempunyai peran social, suami, isteri dan anak. Keluarga
mempunyai tujuan, menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan social
anggota.
Menurut Duvall,
terdapat 8 (delapan) tugas perkembangan keluarga dengan anak pertama
pra-sekolah, diantaranya:
1.
Supplying adequate
space, facilities, and equipment for the expanding family.
Kondisi rumah sangat
penting untuk tumbuh kembang anak pra-sekolah dan untuk privasi kedua orang
tuanya. Kurangnya akomodasi yang memadai dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak
dan perkembangan keluarga itu sendiri yang dapat menyebabkan timbulnya masalah.
Kondisi rumah yang tidak efisien dan kurangnya perlegkapan rumah tangga yang
memadai dapat membuat tuugas ibu rumah tangga menjadi semakin berat sehingga
ibu rumah tangga dapat mengalami kesulitan dalam membagi waktunya antara
mengurus anaknya dengan memenuhi kebutuhan rumah tangga. Selain itu, orang tua
dengan anak pra-sekolah juga membutuhakan privasi tersendiri tanpa melibatkan
anak sehingga fasilitas yang ada di rumah juga harus tetap diperhatikan.
2.
Meeting predictable
and unexpected costs of famiy life with small children.
Di Amerika, mayoritas ibu
dengan anak pra sekolah bekerja namun beberapa diantara mereka juga ada yang
bekerja paruh waktu. Alasan mereka bekerja diantaranya ikut membantu suami
menambah pemasukan untuk keluarganya atau dikarenakan pemasukan hanya
benar-benar bergantung pada mereka. Jika keluarga tersebut memiliki pendapatan
yang cukup maka keuangan keluarga akan lebih mudah diatur. namun sebaliknya
pada keluarga dengan pendapatan yang tidak menentu maka akan dirasa sulit untuk
mengatur keuangan keluarganya.
Anak pada usia
pra-sekolah ini sangat sulit untuk diprediksi misalnya jika anak sakit, karena
pada usia ini anak rentan sekali dengan penyakit. Sehingga pengaturan dalam
keuangan dan pendapatan dalam keluarga sangat diperlukan.
Untuk keluarga yang
memiliki anak dengan kelaianan tertentu juga dibutuhkan dukungan emosional dan
perhatian yang lebih pada anaknya. selain itu biaya yang diperlukan untuk
perawatan anak dengan kebuthan khusus juga lebih besar sehingga keluarga
tersebut perlu mengatur keuangan dengan lebih baik lagi.
3.
Assuming more mature
roles within the expanding family.
Tanggung jawab sebagai
ibu muda untuk mengurus anak dan rumah tangganya telah menjadi pandangan umum
dalam masyarakat. Akan tetapi, saat ini tanggung jawab tersebut sudah harus
mulai terbagi antara anggota keluarga yang sudah dewasa dan yang sedang
berkembang atau tumbuh. Dengan kata lain ayah, ibu dan anak memiliki tugas dan
tanggung jawab masing-masing.
Ayah dengan anak
pra-sekolah biasanya lebih banyak menghabiskan waktunya diluar rumah untuk
bekerja. Namun sebenarnya kehadiran sangat dibtuhkan dalam perkembangan anak.
Dimana anak sudah mulai belajar mengidentifikasi perilaku orangtuanya. Ketika
anak mengidentifikasi tingkah laku orang tuanya dengan jenis kelamin yang sama,
orang tua sebaiknya tidak boleh marah, melarang atau bahkan mengejeknya.
Sebaiknya orang tua memberikan pengertian pada anak.
Anak pra-sekolah sudah
cukup mampu untuk memahami tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga misalnya
seperti memakai pakaian sendiri dan membereskan mainan setelah bermain.
Apabila keluarga berhasil
melewati tugas perkembangan ini dengan baik maka keluarga akan menjadi keluarga
yang bahagia serta memiliki integritas yang baik.
4.
Maintaining mutually
satisfying intimate communication in the family.
Ketika sebuah keluarga
akan memiliki anak kedua, hal tersebut dipandang akan memiliki efek yang
negatif bagi pasangan misalnya tanggung jawab yang semakin besar serta
berkurangnya privasi bagi mereka berdua. Pasangan yang baru memiliki satu orang
anak berfikir bahwa situasi akan lebih baik ketika anak beranjak dewasa dimana
ia sudah mampu belajar lebih mandiri, berkurangnya kelelahan fisik pada
pasangan yang diakibatkan kesibukan dalam mengurus dan menjaga anak ketika
kecil.
Menemukan waktu dan
tempat yang sesuai untuk pasangan tanpa melibatkan anaknya yang masih berusia
pra-sekolah dirasa lebih sulit ketika anak itu masih kecil karena ia
membutuhkan perhatian yang lebih. Oleh karena itu, agar dapat melewati tugas
perkembangan ini dengan baik, adanya komunikasi yang baik diantara pasangan
juga diperlukan agar hubungan tetap harmonis.
5.
Rearing and planning
for children.
Ada dua aspek kesulitan
dalam membesarkan anak pada masa ini :
1. Membantu perkembangan konsep
diri pada anak yang positif, dan
2. Mengatasi kemarahan anak.
Pada usia anak pra sekolah perkembangan bahasa lebih cepat dibandingkan
ketika mereka mulai bicara. Penelitian menemukan bahwa tipikal pembelajaran anak
pra sekolah menggunakan ribuan kata baru pada setiap tahunnya dan itu digunakan
untuk melengkapi pembentukan kalimat pada setiap waktu mereka (McCarthy, 1954).
Dengan adanya kehadiran anak kedua, orang tua harus menyiapkan ruangan baru
untuk anak pertamanya. Anak kedua membutuhkan perhatian yang lebih besar dari
pada anak pertama tetapi hal tersebut bukanlah bukti bahwa orang tua lebih
mencintai anak yang kedua. Kedua orang tua mencintai anak-anaknya dan juga
memberikan kasih sayang yang sama kepada anak-anak. Dalam kelahiran anak kedua
orang tua merasa akan adanya persaingan antara anak pertama dan anak kedua yang
menimbulkan kecemasan pada orang tua. Tetapi kedua orang tua menemukan jalan
keluar yang baru bagi masalah yang mereka hadapi mengenai pembagian kasih
sayang. Orang tua berharap bahwa anak yang pertama bisa menerima kehadiran
adiknya tanpa memaksa. Orang tua lebih mengajarkan kemandirian kepada anak
tertua untuk membiasakan mandi dan makan sendiri setelah memiliki adik.
Kecemburuan yang dimilki anak pertama lebih besar pada adiknya dimana
ketika belum memiliki adik ia mendapatkan seluruh perhatian dan kasih sayang
namun pada saat memiliki adik kedua hal tersebut dirasakan kurang.
Orang tua juga bertugas untuk memberikan pendidikan sex pada anak. Dimana
orang tua bertugas menjelaskan fungsi bagian-bagian dari tubuhnya, hal ini
dapat diberikan melalui berbagai media komunikasi seperti buku atau membaca
diperpustakaan.
6. Relating to relatives.
Ketika anak kedua lahir dan orang tua memiliki kesibukan kerja maka anak
yang pertama memilki kemungkinan untuk dititipkan kepada nenek, kakek, paman
atau bibinya. Biasanya nenek atau kakek mereka lebih memanjakan ketika mengurus
cucunya. Sebagian anak lebih menikmati keberadaan mereka ketika berada dalam asuhan
nenek atau kakek dan mereka berkata ”aku lebih senang berada dirumah nenek
karena nenek lebih memanjakan.”
7.
Tapping resources
outside the family.
Satu kesulitan yang
dihadapi oleh orang tua muda ketika sibuk bekerja adalah bagaimaa cara mereka
membagi waktu untuk anak-anak mereka. Ketika orang tua meluangkan waktu maka
orang tua melakukan rekreasi seperti ke taman bermain dan kebun binatang.
8. Motivating family members.
Beberapa masalah mulai timbul ketika anak kedua mulai tumbuh. Kirkpatrick
menyebutkan beberapa masalah yang yang akan timbul dalam kehidupan keluarga,
antara lain :
1. Kebebasan versus Aturan
2. Kebebasan mengekspresikan
diri versus Ketetapan tujuan dan harapan
3. Ekspresi diri versus
Membesarkan anak
4. Prestasi kerja versus
Pemilihan kasih sayang
5. Pelatihan yang fleksibel
terhadap pengasuhan anak versus Pengasuhan anak yang kaku
6. Tingkatan aspirasi yang
tinggi untuk anak versus Kenyataan yang ada
7. Kesetian keluarga versus
Kesetiaan kelompok
8. Perkumpulan sederhana yang
luas versus Keintensipan batasan dalam perkumpulan
Konflik yang timbul dalam keluarga seperti biaya hidup
selalu menjadi pertanyaan. Konsep kehidupan kelurga pada umumnya mengalami
perubahan. Beberapa faktor yang masuk kedalam proses ini adalah :
1. Penjumlahan dari setiap
anggota baru.
2. Memunculkan cara yang lain
pada pandangan kehidupan dalam kelompok dan diantara perkumpulan mereka.
3. Ide baru dan kesadaran dari
anggota keluarga yang lain (dalam perkumpulan dengan mereka dalam pendidikan,
pengetahuan, sosial, agama dan lainnya)
4. Menjaga rasa kebahgiaan yang
dulu dan sekarang.
5. Berbagai macam stress,
ketegangan, dan perubahan kehidupan mereka dalam menghadapi masalah-masalhn
dilihat dari kehidupan dimana mereka tinggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar