2.1
Masa Berkeluarga dan Kehamilan
2.4.1
Masa Berkeluarga
Pada
saat wanita memasuki masa pernikahan, maka ada peran tambahan yang akan
dirasakan wanita, yaitu sebagai istri (Duvall, 1977). Duvall mengatakan ketika
seorang wanita sudah mendapatkan peran istri, maka dia akan dihadapkan pada
tugas-tugas dan relasi yang baru, diantaranya mengurus suami, mengurus keperluan
rumah tangga, mengatur keuangan keluarga, berinteraksi dengan saudara ipar, dan
lain-lain. Pada masa ini kedua pasangan dituntut untuk bisa bersaing
beradaptasi satu sama lain, diantaranya beradaptasi dalam hal emosional dan
masalah seksual.
Hal
yang paling penting dalam sebuah keluarga adalah hadirnya seorang anak.
Mempunyai anak itu merupakan insting hidup manusia sebagai sarana untuk
mempertahankan keturunannya (Drs Sumardi Suryabrata, Psikologi Kepribadian,
1983). Mempunyai seorang keturunan merupakan kebanggaan dan kebahagiaan bagi
suami istri. Kebanggaan bagi suami adalah karena dapat membuktikan bahwa dia
adalah seorang laki-laki yang jantan dan subur. Sedangkan kebanggaan bagi
wanita adalah dengan kehamilannya ini membuktikan bahwa dia mampu melaksankan
tugas sebagai wanita normal dan sebagai penerus generasi (Psikologi Wanita,
Kartini Kartono, 2007).
2.4.2
Pengertian Kehamilan
Kehamilan
adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan
kelahiran (38minggu dari pembuahan). Istilah
medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut
embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang
wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida atau gravida 1. Seorang wanita yang belum
pernah hamil dikenal sebagai gravida 0.
Secara
umum, semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil cukup labil. Ia dapat
memiliki reaksi yang ekstrem dan susana hatinya kerap berubah dengan cepat.
Reaksi emosional dan persepsi mengenai kehidupan juga dapat mengalami
perubahan. Ia menjadi sangat sensitif dan cenderung bereaksi berlebihan.
Seorang wanita hamil akan lebih terbuka terhadap dirinya sendiri dan suka
berbagi pengalaman kepada orang lain. Ia merenungkan mimpi tidurnya,
angan-angannya, fantasinya, dan arti kata-katanya, objek, peristiwa, konsep
abstrak, seperti kematian, kehidupan, keberhasilan, dan kebahagiaan. Ia dapat
mengidentifikasi bentuk-bentuk fisik yang berhubungan erat dengan masa usia
subur atau mencukupkan diri dengan kehidupan atau makanan.
Dalam
banyak masyarakat definisi medis dan legal kehamilan manusia dibagi menjadi
tiga periode triwulan, sebagai cara memudahkan tahap berbedadari perkembangan
janin. Trimester pertama membawa resiko tertinggi keguguran (kematian alami
embrio atau janin), sedangkan pada masa trimester kedua perkembangan janin
dapat dimonitor dan didiagnosa. Trimester ketiga menandakan awal 'viabilitas',
yang berarti janin dapat tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau
kelahiran dipaksakan (www.wikipedia.org).
Selama
kehamilan berlangsung, terdapat rangkaian proses psikologis khusus yang jelas,
yang terkadang tampak berkaitan erat dengan perubahan biologis yang sedang
terjadi. Peristiwa dan proses psikologis ini dapat diidentifikasi pada
trimester ketiga dan pembagian trimester ini akan digunakan pada diskusi
berikut. Respons psikologis umum terhadap kehamilan yang baru saja dibahas dan
proses manapun peristiwa psikologis khusus lain dapat lain dapat terulang lagi.
2.4.3
Diagnosis Kehamilan
Kehamilan matur
(cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari
43 minggu (300 hari). Kehamilan yang berlangsung antara 28-38 minggu disebut
kehamilan prematur, sedangkan bila lebih dari 43 minggu disebut kelahiran
postmatur. Kehamilan menurut usianya dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Kehamilan
trimester pertama : 0-14 minggu
2. Kehamilan
trimester kedua : 14-28 minggu
3. Kehamilan
trimester ketiga : 28-42 minggu
2.4.4
Masa Kehamilan
Masa kehamilan
dibagi menjadi tiga periode atau trimester, masing-masing selama 13 miggu.
Trimester membantu pengelompokan tahap perkembangan janin dan tubuh ibu. Kehamilan
itu unik pada setiap wanita. Jadi tidak usah khawatir apabila ibu mengalami
pengalaman sedikit berbeda dengan ibu hamil lainnya.
1. Trimester
Pertama
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode
penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Sebagian besar
wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil. Kurang
lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecamasan, depresi, dan
kesedihan.
Fokus wanita adalah pada dirinya sendiri yang akan
menimbulkan ambivalensi mengenai kehamilannya seiring usahanya menghadapi
pengalaman kehamilan yang buruk, yang pernah ia alami sebelumnya, efek
kehamilan terhadap kehidupannya kelak (terutama jika ia memiliki karir),
tanggung jawab yang baru atau tambahan yang akan ditanggungnya, kecemasan yang
akan berhubungan dengan kemampuannya untuk menjadi seorang ibu, masalah-masalah
keuangan dan rumah tangga, dan keberterimaan orang terdekat terhadap
kehamilannya. Perasaan ambivalen ini biasanya berakhir dengan sendirinya
seiring ia menerima kehamilannya. Sementara itu, beberapa ketidak nyamanan pada
trimester pertama, seperti nausea, kelemahan, perubahan nafsu makan, kepekaan
emosional, semua ini dapat mencerminkan konflik dan depresi yang ia alami
Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi
antara wanita yang satu dan yang lain. Meski beberapa wanita mengalami
peningkatan hasrat seksual, tetapi secara umum trimester pertama merupakan
waktu terjadinya penurunan libido dan hal ini memerlukan komunikasi yang jujur
dan terbuka terhadap pasangan masing-masing. Banyak wanita merasakan kebutuhan
kasih sayang yang besar dan cinta kasih tanpa seks. Libido secara umum sangat
dipengaruhi oleh keletihan, nausea, depresi, payudara yang membesar dan nyeri,
kecemasan, kekhawatiran, dan masalah-masalah lain merupakan hal yang sangat
normal terjadi pada trimester pertama.
2. Trimester
Kedua.
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan
yang baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala
ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Namun, trimester kedua juga
merupakan fase ketika wanita menelusur ke dalam dan paling banyak mengalami
kemunduran. Trimester kedua sebenarnya terbagi atas dua fase: pra-quickening
dan pasca-quickening. Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang
terpisah, yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis
utamannya pada trimester kedua, yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi
dirinya sendiri, yang berbeda dari ibunya.
Pada trimester kedua, mulai terjadi perubahan pada tubuh.
Orang akan mengenali Anda sedang hamil. Pertambahan berat badan rata-rata
7,65-10,8 kg termasuk pertambahan berat dari trimester pertama. Janin mulai
aktif bergerak pada periode ini.
Sebagian besar wanita merasa lebih erotis selama
trimester kedua, kurang labih 80% wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam
hubungan seksual mereka dibanding pada trimester pertama dan sebelum hamil.
Trimester kedua relatif terbebas dari segala ketidaknyamanan fisik, dan ukuran
perut wanita belum menjadi masalah besar, lubrikasi vagina semakin banyak pada
masa ini, kecemasan, kekhawatiran dan masalah-masalah yang sebelumnya
menimbulkan ambivalensi pada wanita tersebut mereda, dan ia telah mengalami
perubahan dari seorang yang mencari kasih sayang dari ibunya menjadi seorang
yang mencari kasih sayang dari pasangannya, dan semua faktor ini turut
mempengaruhi peningkatan libido dan kepuasan seksual.
3. Trimester
Ketiga.
Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan
penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi
sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran
sang bayi. Ada perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapanpun. Hal ini
membuatnya berjaga-jaga sementara ia memperhatikan dan menunggu tanda dan
gejala persalinan muncul.
Trimester ketiga merupakan waktu, persiapan yang aktif
terlihat dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua sementara perhatian
utama wanita terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkan. Pergerakan janin
dan pembesaran uterus, keduanya menjadi hal yang terus menerus mengingatkan
tentang keberadaan bayi. Wanita tersebut lebih protektif terhadap bayinya.
Sebagian besar pemikiran difokuskan pada perawatan bayi. Ada banyak spekulasi
mengenai jenis kelamin dan wajah bayi itu kelak.
Sejumlah ketakutan muncul pada trimester ketiga. Wanita
mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri. Seperti:
apakah nanti bayinya akan lahir abnormal, terkait persalinan dan kelahiran
(nyeri, kehilangan kendali, hal-hal lain yang tidak diketahui), apakah ia akan
menyadari bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar karena
perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya akan mengalami
cedera akibat tendangan bayi.
Wanita juga mengalami proses duka lain ketika ia
mengantisipasi hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus lain selama
kehamilan, perpisahan antara ia dan bayinya yang tidak dapat dihindari, dan
perasaan kehilangan karena uterusnya yang penuh secara tiba-tiba akan mengempis
dan ruang tersebut menjadi kosong.
Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang
semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek,
berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten dari
pasangannya. Pada pertengahan trimester ketiga, peningkatan hasrat seksual yang
terjadi pada trimester sebelumnya akan menghilang karena abdomennya yang
semakin besar menjadi halangan. Berbagi perasaan secara jujur dengan pasangan
dan konsultasi mereka dengan anda menjadi sangat penting.
Menurut
Heerdjan dan Hudono (Hermawati dkk, 1994) bahwa pada kehamilan triwulan ketiga,
kehidupan psikologi dan emosional wanita hamil dikuasai oleh perasaan dan
pikiran mengenai persalinan yang akan datang dan tanggung jawab sebagai ibu
yang akan mengurus anaknya. Wanita yang baru pertama kali mengandung, akan
merasa gelisah, was-was, dan takut menghadapi rasa sakit manjelang saat
melahirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar